Minggu, 12 Maret 2017

ARTIKEL PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK (SISWA SD/MI)

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK (SISWA SD/MI)
Perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Perkembangan keterampilan kognitif berhubungan secara langsung dengan perkembangan keterampilan lainnya, termasuk motorik, ingatan, permainan, dan bahasa. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak – kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal. Teori kognitif mengutamakan pikiran sadar mereka. Tiga teori kognitif penting adalah teori perkembangan kognitif piaget, teori kognitif sosial-budaya Vygotsky, dan teori pemrosesan informasi.[1]
Teori Perkembangan Kognitif Piaget Teori Piaget menyatakan bahwa anak secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif. Dua proses mendasari perkembangan tersebut: organisasi dan adaptasi. Untuk memahami dunia, kita mengorganisasikan pengalaman-pengalaman kita. Piaget (1954) percaya bahwa kita beradaptasi dalam dua cara asimilasi[2] dan akomodasi.[3]
Teori Kognitif Sosial-Budaya Vygotsky Seperti piaget, ahli perkembangan Rusia Lev Vygotsky (1896-1934) juga percaya bahwa anak secara aktif menciptakan pengetahuan mereka sendiri. Teori Vygotsky adalah teori kognitif yang mengutamakan bagaimana interaksi sosial dan budaya menuntun perkembangan kognitif. Vygotsky menggambarkan perkembangan anak sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari aktivitas sosial dan budaya (Rowe & Wertsch, 2004).[4] Vygotsky lahir di tahun yang sama dengan Piaget.[5]
Teori Pemrosesan Informasi Mesin dapat menjadi kandidat terbaik bagi gelar “Bapak penemu” teori pemrosesan informasi. Teori pemrosesan informasi, yang menekankan bahwa individu memanipulasi informasi, memantaunya, dan menggunakan strategi terhadapnya. Bukan seperti teori piaget melainkan seperti teori Vygotsky. Teori pemrosesan informasi tidak menggambarkan perkembangan secara bertahap. Contohnya, menjadi pembaca yang lebih baik dapat mencakup belajar memperhatikan tema kunci dari materi yang dibaca (McCormick, 2003).[6]
·         Karakteristik Perkembangan Kognitif
            Jean Piageat, ilmuan prancis ini melakukan penelitian tentang perkembangan kognitif individu sejak tahun 1920 sampai dengan 1964. Berdasarkan hasil penelitiannya, piageat membagi proses perkembangan fungsi-fungsi dan prilaku kognitif ke dalam empat tahapan utama yang secara kualitatif setiap tahapan menunjukan karakteristik yang berbeda-beda. Tahapan perkembangan kognitif itu adalah periode sensori motorik, periode pra operasional, periode operasional konkret, dan periode rasional formal.[7]
 

·         Masa Usia Sekolah Dasar/ MI
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya.  Masa ini diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu:
1)      Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun.
2)      Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai 12,0 atau 13,0 tahun.[9]
Sebagian anak sd mungkin masih berada pada tahap pra operasional dengan proses berfikir intuitif (4;0-7;0) sebab masih banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sd pada usia 5, 6 atau 7 tahun. Bahkan mungkin saja masih ada anak sd dengan pemikiran transduktif seperti pada masa pra konseptual. Misalnya, suatu saat anak melihat tamu yang datang kerumahnya dan ia memberi oleh-oleh kepada anak tersebut. Bagi anak yang masih berfikir transduktif, ia akan menyimpulkan bahwa tamu adalah orang yang suka membawa oleh-oleh.
Umumnya anak usia sd berada pada periode operasional konkret. Periode ini dicirikan pemikiran yang refelsibel, mulai mengkonserpasi pemikiran tertentu, adaptasi gambaran yang menyeluruh, melihat suatu objek dari berbagai suatu pandang, mampu melakukan seriasi, dan berfikir kausalitas.
Kognitif periode operasional formal:
·         Mampu menoprasikan kaidah logika matematika berupa tambah, kurang, kali, bagi, serta kombinasi dari keempat logika matematika tersebut.
·         Memprediksi sesuatu berdasarkan fakta dan data yang ada.
·         Mengkritisi sesuatu meskipun dalam bentuk sederhana.
·         berfikir analitik dan sintetik.[10]


·         Implikasi praktis dalam melakukan stimulasi perkembangan kognitif pada anak SD
Implikasi dari teori piaget adalah bahwa dalam proses pembelajaran pendidik harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik. Pandangan Piaget (1969) pembelajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan kognitif anak memiliki konsekuensi negatif bagi perkembangan aspek psikologis lainnya. Misalnya, pembelajaran yang materinya jauh diatas jangkauan kemampuan kognitif anak dapat menimbulkan lemahnya motivasi belajar dan sangat mungkin merusak struktur kognitif mereka. Teori Piaget banyak dipengaruhi oleh biologi[11] dan epistemologi [12](ajaran mengenai pengenalan).[13] Materi dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif itu dan harus merangsang kemampuan berfikir mereka. Tahap kemampuan berfikir sensorik mengimplikasikan bahwa bagi proses belajar harus mencapai kerangka dasar kemampuan bahasa, hubungan tentang objek, kontrol skema, kerangka berfikir, pembentukan pengertian dan pengenalan hubungan sebab akibat.
Berikut ini merupakan beberapa implikasi praktis teori perkembangan kognitif untuk pembelajaran :
1)      Pembelajaran tidak harus berpusat pada guru atau tenaga kependidikan, tetapi berpusat pada peserta didik.
2)      Materi yang dipelajari harus menantang dan menarik minat belajar peserta didik.
3)      Pendidik harus terlibat bersama-sama peserta didik dalam proses pembelajaran.
4)      Sekuensi (urutan) bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama. Anak akan sulit memahami bahan pembelajaran jika sekuensi bahan pembelajaran itu loncat-loncat.
5)      Pendidik harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik dalam melakukan stimulasi pembelajaran.
6)      pada SD kelas awal pembelajaran seyogyanya dibantu benda konkret.

DAFTAR PUSTAKA
·         Haditono, Siti Rahayu. 1999. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.
·         Yusuf LN, Syamsu. 2000.  Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.  Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.
·         Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak, Jakarta: ERLANGGA.



































Text Box: Lahir-2 Tahun 


[1] John W. Santrock, Perkembangan Anak, ERLANGGA, Jakarta, 2007, hlm. 48.
[2] Asimilasi Terjadi saat anak menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki
[3] Akomodasi Terjadi saat anak menyesuaikan pengetahuan mereka agar cocok dengan informasi dan pengalaman baru.
[4] John W. Santrock, Perkembangan Anak, ERLANGGA, Jakarta, 2007, hlm. 50.
[5] Teori Vygotsky Teori kognitif sosial-budaya yang mengutamakan bagaimana interaksi sosial dan budaya menuntun perkembangan kognitif.
[6] John W. Santrock, Perkembangan Anak, ERLANGGA, Jakarta, 2007, hlm. 51.
[7] ibid
[8] John W. Santrock, Perkembangan Anak, ERLANGGA, Jakarta, 2007, hlm. 49
[9] Dr. H. Syamsu Yusuf LN.,M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung, 2000, hlm. 24-25.
[10] ibid
[11] Biologi : dalam teorinya Piaget banyak menggunakan pengertian yang langsung diambil dari biologi. Misalnya dalam definisi mengenai inteligensi dipakainya pengertian-pengertian seperti adaptasi, organisasi, stadium, pertumbuhan dan sebagainya.
[12] Epistemologi: perhatian terhadap cabang ilmu pengetahuan antara lain nampak dalam penelitian empiris terhadap timbulnya pengertian atau konsep mengenai waktu, ruang, kausalitas, dan kesadaran akan aturan
[13] Prof. Dr. Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya, GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS, Yogyakarta, 1999, hlm. 208.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar